Media Pembelajaran Berbasis Local Wisdom Sebagai Bentuk Dukungan Penerapan Merdeka Belajar PGSD UMM

Kamis, 22 Juli 2021 02:36 WIB   Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

 

Selasa, 13 Juli 2021 - Pelaksanaan program MBKM ini dilaksanakan oleh Prodi PGSD FKIP UMM dengan Prodi PGSD FKIP UMS.Salah satu kegiatannya yaitu Workshop Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal yang diikuti mahasiswa angkatan 2019 PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Malang. Adapun pemateri pada kegiatan workshop ini adalah Almuntaqo Zain, M.Pd yang merupakan dosen PGSD Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan dimoderatori oleh Beti Istanti Suwandayani, M.Pd dari Prodi PGSD FKIP UMM.



 


Pembukaan kegiatan workshop diawali dengan sambutan dari Ketua Prodi PGSD UMM oleh Arina Restian, M.Pd. menyatakan bahwa kegiatan workshop pembelajaran berbasis local wisdom sebagai support merdeka belajar mempunyai maksud dan tujuan yaitu prodi PGSD UMM sangat mensupport dalam program merdeka belajar. dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas mahasiswa berfikir kritis dan actual mengingat sekarang memasuki dunia digital calon pendidik harus multi tasking dan bisa memgopreasionalkan media belajar. Selanjutnya, kegiatan pemaparan oleh pemateri melalui kuis interaktif tentang pemahaman mahasiswa dalam media pembelajaran dan esensi kearifan local. Kemudian penyampaikan materi tentang bentuk media pembelajaran berbasis kearifan local

 



 


Pembelajaran berbasis local wisdom ini sesuai dengan Undang-undang Republik Indoneisa, yaitu UU RI Nomor 20 tahun 2003 BAB XIV Pasal 50 ayat 5 menegaskan bahwa pemerintah kabupaten/kota mengelola pendidikan dasar dan menengah, serta satuan pendidikan yang berbasis pendidikan lokal. Selain itu, sesuia pula dengan Peraturan pemerintah yaitu PP Nomor 17 Tahun 2010 pasal 34, bahwa “Pendidikan berbasis keunggulan lokal adalah pendidikan yang diselenggarakan setelah memenuhi Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan keunggulan kompetitif dan/atau komparatif daerah”

 

Pada materinya, Amuntaqo Zain, M.Pd menyampaikan bahwa pembelajaran berbasis local wisdom merupakan pembelajaran kontekstual yang dapat dikaitkan dengan pengalaman sehari-hari siswa dan nilai-nilai serta budaya di mana mereka Hnggal (Local wisdom atau kearifan local) , PenHng untuk mengembangkan pembelajaran maupun media pembelajaran berbasis kearifan local.

 

Selanjutnya, pembelajaran berbasis local wisdom beliau menyebutkan bahwa prosedur pengembangan pembelajaran kearifan lokal diantaranya yaitu 1. Identifikasi keadaan dan potensi daerah Untuk mengetahui potensi atau keberagaman yang berkembang di daerah tersebut kemudian nantinya dapatkah diintegrasikan dan digunakan dalam pelajaran. Kearifan lokal dapat ditinjau dari potensi alam daerah tersebut, kepercayaan, potensi sejarah, potensi budaya, dan lain sebagainya. 2. Menentukan fungsi dan tujuan Untuk merancang guru harus menentukan fungsi dan tujuan apa yang hendak dicapai dalam pembelajaran berbasis kearifan lokal sebagai batasan dan panduan. 3. Menentukan kriteria dan bahan kajian Kriteria dan bahan kajian dapat meliputi kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa, kesediaan sarana dan prasarana yang mendukung, tidak bertentangan dengan nilai luhur kearifan lokal yang ada serta kelayakan apabila diterapkan 4. Menyusun rencana pembelajaran. Langkah yang dapat dilakukan adalah penentuan topik keunggulan lokal yang dipilih sesuai kompetensi inti kompetensi dasar, dan indikator yang dikembangkan.

 

Kegiatan dilaksanakan secara interaktif. Diakhir kegiatan, dilaksanakan sesi tanya jawab antara pemateri dengan peserta. Pertanyaan dari mahasiswa tersebut antara lain dari Magfiroh yang menanyakan tentang bagaimana mengenalkan kearifan local daerah setempat kepada anak anak SD. Kedua, Siti tentang penerapan media pembelajaran berbasis kearifan local di masa pandemic, dan ketiga dari Aziz tentang implementasi dan strategi dalam penerapan media pembelajaran. Setelah menerima materi dan sesi diskusi yang sangat menarik tentang media pembelajaran berbasis local wisdom dalam kegiatan workshop yang dilakukan secara daring ini diharapkan pula mahasiswa dapat merancang media pembelajaran berbasis kearifan local sesuai dengan lingkungan tempat tinggal masing-masing.

Shared: