PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Malang menyelenggarakan kegiatan salah satunya Penugasan Dosen Kesekolah (PDS) dengan mengusung tema “Pembelajaran dan Penilaian HOTS” pada hari Rabu 18 Juli 2018 di SIB KBRI Bangkok, Thailand. Kegiatan ini dibuka oleh Bapak Kepala sekolah SIB, dan dihadiri oleh seluruh tim dosen PGSD, guru-guru SIB Bangkok dan karyawan.
Selanjutnya tim melakukan melakukan pembelajaran dan penilaian HOTS di kelas IV. Kegiatan ini dilakukan seiring dengan implementasi kurikulum 2013, diharapkan adanya perubahan paradigma pada pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran yang pada awalnya berpusat pada guru (teacher Centered) berubah menjadi berpusat pada siswa (student centered). Guru diharapkan lebih kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi pembelajaran.
Penerapan pendekatan saintifik (5M) yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan, diharapkan juga mampu mengubah iklim pembelajaran menjadi lebih aktif, kolaboratif, dan partisipatif serta mampu merangsang kemampuan berfikir kritis dan analitis siswa bahkan sampai membuat siswa menghasilkan sebuah karya. Dengan kata lain pembelajaran diharapkan berada pada level yang lebih tinggi baik pada aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Keegiatan pembelajaran diharapkan didesain secara kolaboratif untuk melatih kerjasama, kemampuan berkomunikasi, kemampuan berargumentasi, serta kemampuan mengendalikan emosi. Dengan demikian, disamping belajar materi pelajaran, siswa pun diberikan penanaman pendidikan karakter dan literasi sebagaimana yang saat ini diamantkan oleh kemendikbud dimana kedua hal tersebut harus diintegrasikan pada kegiatan pembelajaran.
Pada prakteknya, penerapan pembelajaran HOTS bukan hal yang mudah dilaksanakan oleh guru. Disamping guru harus benar-benar menguasai materi dan strategi pembelajaran, guru pun dihadapkan pada tantangan dengan lingkungan dan intake siswa yang diajarnya. Terkadang guru sudah merasa mebuat maksimal agar kegiatan pembelajaran menarik, tetapi respon para siswa tetap saja dingin, dan relatif pasif. Kegiatan pembelajaran masih berkutat pada duduk, dengar, catat dan hafal.
Saat ini guru diharapkan mampu menyusun soal-soal HOTS agar siswa tidak hanya menjawab pada level C-1 (mengetahui), C-2 (memahami), dan C-3 (menerapkan), tetapi juga pada level C-4 (sintesis/analisis), C-5 (evaluasi) dan C-6 (berkreasi). Pembuatan soal HOTS bertujuan untuk meningkatkan kualitas soal dan membiasakan siswa mengerjakan standart olimpiade internasional. Pembuatan soal HOTS pada dasarnya adalah hal yang baik, tetapi hal ini harus diawali dengan pembelajaran yang HOTS juga, karena akan terasa ganjil manakala pembelajarannya biasa saja, tetapi guru pada saat pembelajaran memberikan soal-soal HOTS pada saat penilaian hasil belajar siswa. Dengan demikian, penilaian HOTS harus diawali atau didasari oleh pembelajaran yang HOTS.
Berdasarkan paparan diatas, maka sekiranya diperlukan suatu upaya untuk memberikan inovasi yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka dosen prodi PGSD FKIP Universitas Muhamadiyah Malang memandang perlu untuk melakukan sebuah program yang bertujuan untuk menciptakan pembelajaran kurikulum 2013 yang menuntut pada kemampuan metakognitif pada sekolah mitra di SIB KBRI Thailand. Programini memilikiartipenting dalampengembangankompetensi sosialpesertapendidikan guru dan memberikan pengalaman berhargauntuk memperkuatkompetensikepribadian, pedagogimaupun profesionalisme. Oleh karena ituperludikembangkandandikuatkansuasanapergaulanakademikyangkondusifbagi civitas sekolahmitramelaluiprogramPDS.PDS adalahprogrampenugasandosendi sekolah, dengan tugasmembantu sekolahmengajar dan berbagaikegiatanlainnya (EY: 2018)